Senin, 11 April 2016

PERMASALAHAN POKOK EKONOMI PADA UMUMNYA

BAB 1V

PERMASALAHAN POKOK EKONOMI PADA UMUMNYA

Tiga permasalahan ekonomi utamayang oleh Samuelson 2002:7) dirumuskan ke dalam tiga pertanyaan yaitu :
1.      What berkaitan dengan masalah beberapa jumlah komuditas, berapa komuditas yang akan diproduksi, kapan komuditas tersebut akan diproduksi dan dengan harga berapa komuditas tersebut akan dijual.
2.      How berkaitan dengan masalah bagaimana barang dan jasa tersebut dihasilkan? Siapa yang akan melakukan kegiatan produksi? Teknologi produksi apa yang akan digunakan? Sumber daya apa yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan produksi?
3.      For Whom berkaitan dengan masalah untuk siapa barang atau jasa tersebut diproduksi? Apakah distribusi pendapatan dan kekayaan berlangsung dengan adil? Bagaimana pendapatan nasional dibagi di antara sektor rumah tangga suatu negara?
Ketiga masalah ekonomi tersebut muncul karena pada umumnya kebutuhan dan keinginan manusia terhadap alat pemuas kebutuhan yang berupa barang dan jasa terus bertambah.
-Untuk menjawab ketiga permasalahan pokok ekonomi tersebut di atas, terciptalah sistem-sistem ekonomi yaitu : sistem ekonomi pasar ( market economy), sistem ekonomi komando ( command economy / central planned ) dan sistem ekonomi campuran.  Selain itu sudah berkembang pula sistem ekonomi berlandaskan nilai ajaran agama islam ke dalam ilmu ekonomi yang dikenal dengan sistem ekonomi syariah.
Ø  SISTEM EKONOMI PASAR ( KAPITALIS )
Mekanisme pasar ( market mechanism) yaitu suatu di mana pembeli dan penjual berinteraksi untuk menentukan harga dan pertukaran barang dan jasa ( Samuelson, 2002: 27)
 Ciri – ciri sistem ekonomi pasar ( kapitalis )
Akumulasi modal ini dapat terjadi di negara – negara yang menganut sistem ekonomi pasar ekonomi pasar karena sistem ekonomi pasar/sistem kapitalis mengakui adanya kepemilikan alat-alat dan sumber produksi seperti tanah, pabrik, mesin-mesin oleh pihak swasta baik perseorangan ( private) maupun perusahaan ( enterprise) di mana keuntungan yang diperoleh dari penggunaan faktor produksi dapat dimiliki oleh perorangan maupun perusahaan sehingga dalam jangka panjang perusahaan dapat melakukan akumulasi modal.

Ø  SISTEM EKONOMI SOSIALIS ( COMMAND ECONOMY )
Didalam sistem ekonomi komando, struktur perekonomian berbentuk piramid. Puncak piramid ditempati oleh komisi perencana pusat ( komite sentral ) sedang pada tingkat paling bawah terdapat ratusan ribu perusahaan yang dimiliki negara yang bertugas melaksanakan perintah atas ( partadiredja, 1982: 207 )

Ciri – ciri sistem ekonomi sosialis
§  Kepemilikan alat – alat dan sumber produksi, tanah, mesin – mesin, pabrik – pabrik, dan lain – lain berada pada negara
§  Pengambilan putusan mengenai apa yang akan diproduksi, beberapa banyak, bagaimana cara memproduksinya, kapan akan diproduksi, dimana dan dengan harga berapa ditentukan oleh negara
§  Penggantian mekanisme pasar dengan perencanaan pusat ( central planning )
§  Produksi, distribusi, konsumsi dan alokasi sumber-sumber produksi dan barang-barang jasa ditetapkan oleh negara melalui perencanaan berjangka ( 5 tahun, 8 tahun, dan sebagainya )

Ø  SISTEM EKONOMI CAMPURAN
Sistem ekonomi yang menyerahkan seluruh penyelesaina masalah pkok ekonomi kepada mekanisme pasar tanpa campur tangan negara ( campur tangan negara minimal) maupun sistem ekonomi yang seluruhnya direcanakan oleh negara, tanpa mekanisme pasar dan tanpa adanya kepemilikan faktor produksi oleh masyarakat nampaknya sudah sangat sulit ditemukan.
Ekonomi syari’ah
Sistem ekonomi syari’ah adalah penerapan prinsip ekonomi nonribawi dalam kegiatan ekonomi. Larangan mengenai riba baik riba ang berasal dari aktivitas pertukaran barang ribawi seperti emas dan bahan makanan, maupun riba yang berasal dari aktivitas pinjaman uang secara eksplisit telah termaktub di dalam al Qur’an dan Hadist Nabi (Dawam Rahardjo, 2003)
Ø  Sistem Ekonomi Syari’ah dan Maqasid Syari’ah
Maqasid Syari’ah adalah berbagai tujuan yang terkandung dalam syariat islam yang di nyatakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Al Qur’an Al Anbiya Ayat 107 (Wan Jemizan, 2010:3). “Dan tidak kami utus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam”. Perkataan “rahmat” dalam ayat tersebut di atas bermakna kebaikan, kemaslahatan, dan keharmonisan (Wan Jemizan, 2010:3) menurut Wan Jemizan, Maqasid Syari’ah dapat di bagi ke dalam tiba bagian, yaitu :
1.      Dharuriyyat
Dharuriyyat adalah perkara perkara yang termasuk ke dalam kebutuhan asasi yang harus di penuhi oelh setiap individu. Hal ioni merupakan berbagai bentuk kemaslahatan yang di perlukan untuk mendirikan kemaslahan agama dan dunia.
2.      Hajiyyat
Hajiyyat adalah berbagai kemaslahatan yang dapat menghilangkan kesulitan hidup manusia dengan cara menghilangkan bebagai kesulitan yang berasal dari aktivitas kehidupan ini.
3.      Tahsiniyyat
Tahsiniyyat adalah berbagai kemaslahatan yang akan dapat menyempurnakan akhlak manusia bila kemaslahat ini bilang, maka manusia bisa memiliki akhlak dan akal yang buruk.
Ø  Sistem Ekonomi Indonesia

Di lihat dari kalsifikasi sistem ekonomi sebagaimana telah di bahas sebelumnya, sistem ekonomi Indonesia saat ini dapat di kelompokkan ke dalam sistem ekonomi campuran (partadiredja, 1982:208). Dalam hal ini sistem ekonomi indonesia di satu sisi mengakui kepemilikan swasta perorangan (private) terhadap faktor produksi. Pada sisi lain terdapat pula kepemilikan negara terhadap faktor produksi terutama yang berkaitan dengan cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak sebagaimana di amanatkan oleh pasal 33 undang undang dasar 1945. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar